Dorong Peningkatan Ekonomi Desa Laban Nyarit, KKI Warsi Beri Bantuan Bibit Kakao

KKI Warsi beri bantuan sebanyak 3.170 bibit kakao kepada 17 orang yang tergabung dalam KUPS agroforestry guna perkuat praktik agroforestry yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.

MALINAU, Cokoliat.com – Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) Agroforestry Desa Laban Nyarit menerima dukungan untuk peningkatan ekonomi. Pada kesempatan ini KKI Warsi (Komunitas Konservasi Indonesia Warsi) memberikan bantuan sebanyak 3.170 bibit kakao kepada 17 orang yang tergabung dalam KUPS agroforestry guna memperkuat praktik agroforestry yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Bantuan ini menjadi bagian dari upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui diversifikasi usaha pertanian, sekaligus menjaga kelestarian hutan dengan pendekatan ekonomi hijau. Kakao dipilih karena memiliki nilai ekonomi yang tinggi serta dapat dikombinasikan dengan tanaman hutan lainnya, menciptakan tumpang sari yang mendukung ekosistem alam.

Menurut Sainal Jamaluddin, Fasilitator KKI Warsi mengatakan bantuan bibit ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat, tetapi juga untuk untuk menciptakan peningkatan ekonomi yang berkelanjutan, mereboisasi hutan desa, dan memberikan dukungan bagi kesejahteraan kelompok penerima manfaat.

Dengan terjaganya fungsi kawasan hutan, kami berharap kesadaran dan kepedulian masyarakat untuk menjaga hutan terus tumbuh. Selain itu, lahan kosong yang dimiliki masyarakat akan lebih optimal dengan pengelolaan yang baik, sehingga pada akhirnya menciptakan harmoni antara kesejahteraan ekonomi dan kelestarian lingkungan.

“Bantuan bibit kakao ini bukan hanya soal menanam, tetapi tentang menanam harapan baru bagi masyarakat Desa Laban Nyarit. Kami percaya bahwa penerima manfaat akan mampu meningkatkan perekonomian mereka, sekaligus memperkuat kesadaran kolektif terhadap pentingnya menjaga hutan yang merupakan sumber kehidupan,” ucap Sainal Jamaluddin yang merupakan fasilitator KKI Warsi.

Hutan yang terjaga dengan baik akan menghasilkan kebun yang subur dan produktif, sehingga memberikan dampak langsung pada kesejahteraan masyarakat. Keberhasilan kegiatan ini akan menjadi bukti nyata bahwa pengelolaan hutan dan pertanian yang tepat tidak hanya menghasilkan keuntungan ekonomi, tetapi juga melestarikan alam untuk generasi mendatang.

Sementara itu, Menurut Agusthinus Aran Kepala Desa Laban Nyarit  menyatakan apresiasinya atas bantuan tersebut. Ia berharap Desa Laban Nyarit dapat menjadi contoh sukses dalam penerapan agroforestry berbasis komoditas kakao, yang mengintegrasikan kelestarian lingkungan dengan peningkatan ekonomi masyarakat.

“Bantuan ini sangat berarti bagi kami. Dengan adanya bibit kakao ini, kami bisa memperluas lahan usaha dan meningkatkan produktivitas. Kami berkomitmen untuk terus mengembangkan pertanian berbasis agroforestry agar hutan tetap lestari dan masyarakat bisa sejahtera.”

Yunus Alang, salah satu penerima bibit kakao menuturkan Dengan pengelolaan yang tepat, kakao bisa memberikan hasil panen yang baik dan berkelanjutan. Ia juga semakin sadar bahwa menjaga lingkungan, terutama hutan di sekitar, sangat penting untuk mendukung produktivitas kebun kakao.

“Sebagai petani yang sudah biasa menanam kakao, saya sangat bersyukur atas bantuan bibit ini. Kakao telah menjadi salah satu komoditi utama di kebun saya, dan dengan adanya tambahan bibit ini, saya yakin hasilnya akan lebih baik lagi. Bantuan ini tidak hanya meningkatkan jumlah tanaman, tetapi juga memberi harapan bagi kami untuk memperluas usaha perkebunan dan meningkatkan penghasilan keluarga,” tuturnya.

Dalam pendistribusian bibit ini dilakukan sekolah lapang terkait budidaya kakao. Bantuan bibit ini juga didukung dengan pendampingan dari KKI Warsi, termasuk pelatihan budidaya kakao yang berkelanjutan, pengelolaan pasca-panen, hingga strategi pemasaran produk kakao. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan daya saing produk pertanian lokal serta membuka peluang pasar yang lebih luas bagi petani desa. (*)