Sopir Truk di Malinau Keluhkan Solar Langka, Kabag Ekonomi : Jumlah SPBU Bertambah, Pembagian Menjadi Sedikit

MALINAU, cokoliat.com – Persediaan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar sejak beberapa waktu lalu dikeluhkan pengendara, sulit didapatkan. Terutama supir truk yang paling terdampak dengan kelangkaan solar.

Informasi yang didapatkan cokoliat.com di lapangan, kelangkaan Solar ini sudah terjadi sejak dua bulan terakhir. Bahkan sejumlah sopir truk hingga penyedia jasa travel pun menyampaikan sering kehabisan stok Solar saat hendak melakukan pengisian di Agen Premium dan Minyak Solar (APMS) maupun Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).

Salah satu pengendara truk, Rahmat (37) mengatakan, sulit mendapatkan persediaan minyak solar. Meski sudah mendatangi APMS lebih awal, namun dari karyawan APMS menyebutkan bahan bakar jenis Solar sudah habis.

“Seperti kemarin (25/7/2022) di APMS Beringin sempat buka, tapi tidak sampai setengah hari sudah habis Solar nya. Masa yang datang hanya 1 Ton, kan nggak mungkin,” tuturnya, Selasa (26/7/2022).

Sementara itu, Erly Sumiati, Kabag Perekonomian & Sumber Daya Alam (SDA) Pemkab Malinau saat dikonfirmasi mengatakan Solar yang disalurkan sesuai kebutuhan dan tidak ada pengurangan. Pihaknya juga memastikan memastikan ketersediaan solar subsidi dan penyaluran APMS maupun SPBU berjalan lancar.

Hanya saja, Erli menerangkan jumlah SPBU yang sudah beroperasi di Malinau saat ini bertambah. Semua SPBU ini juga turut menjual bahan bakar jenis solar.

Dari data Bidang Perekonomian dan SDA Pemkab Malinau, Erly merincikan Solar subsidi yang menjadi jatah Malinau saat ini untuk Jenis Bahan Bakar Tertentu (JBT) Biosolar 3.026 KL (kiloliter), dan Jenis Bahan Bakar Khusus Penugasan (JBKP) Pertalite sebanyak 4.780 KL.

“Jumlah Kuota Bio Solar untuk kabupaten malinau tahun 2022 sebanyak 3.026 KL. Jumlah SPBU sebelumnya yang menyalur BBM ini hanya 5 SPBU. Dengan adanya program BBM 1 harga maka bertambah lah jumlah SPBU yang menyalurkan kuota BBM di Malinau. Dipastikan tidak ada pengurangan jumlah kuota,” bebernya.

Hingga saat ini, kata dia ada sebanyak 10 SPBU yang sudah beroperasi, berlokasi di Malinau Kota, Malinau Utara, Mentarang Hulu, Malinau Selatan Hulu, Malinau Selatan Hilir, Malinau Selatan, Kayan Hilir, Kayan Selatan, dan Sungai Boh.

“Jumlah SPBU bertambah tetapi jumlah kuota tidak bertambah, otomatis pembagian ke masing-masing 10 SPBU ini mendapat jatah yang tidak banyak,” terang Erly lagi.

Ia menambahkan, bahkan dalam waktu dekat ini masih ada 5 SPBU yang sedang dalam proses perencanaan dan proses pembangunan. Dengan adanya penambahan permohonan SPBU ini, pihaknya sedang mencari solusi untuk mengatasi kemungkinan terjadinya kekurangan kebutuhan solar.

“Apabila SPBU ini beroperasi semua, maka Kabupaten Malinau mempunyai 15 SPBU. Dapat di hitung masing-masing SPBU yang ada di Kabupaten malinau hanya mendapat jatah kuota yang disalurkan sangat sedikit,” ucapnya.

Selain itu, sebelum ini kuota Solar di Kabupaten Malinau hanya terfokus dan tersalur melalui SPBU di wilayah perkotaan saja, otomatis lebih banyak membutuhkan solar. Sedangkan untuk solar yang dijual para pengecer dengan harga tinggi diluar SPBU dan APMS, tidak dibeli dari solar subsidi.

“Kami cek kelapangan pengecer yang menjual Solar dengan harga tinggi, bukan diambil dari SPBU, tapi mereka peroleh adalah solar industri,” ungkapnya. (ag)