MALINAU, Cokoliat.com – Sejumlah sopir truk di Malinau keluhkan kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Solar yang sudah terjadi beberapa pekan terakhir. Bahkan pada Senin (14/11/2023) ini, nyaris tidak bisa ditemukan Solar di hampir semua kios BBM.
Salah satu sopir truk, ASH mengatakan hanya mendapatkan jatah Solar di SPBU Rp200ribu per hari dan hanya satu kali pengisian. Sementara, dalam sebulan paling banyak ia hanya bisa mengisi Solar di SPBU ini dua kali dan sisanya setiap hari membeli di luar SPBU, seperti di kios-kios BBM pinggir jalan.
Sementara harga Solar di kios BBM ini jauh diatas harga subsidi yang bisa didapatkan di SPBU. ASH mengungkapkan, ia bisa membeli Solar dengan harga Rp14.000 per liter.
“Dengan harga segitu (Rp14.000 per liter), pastinya kami mengalami penurunan penghasilan. Padahal kan normalnya harga Solar di SPBU Rp6.800. Ini malah naik lebih dari 100 persen,” ujarnya.
Ia mengungkapkan, untuk sekali pemakaian untuk 1 ret dalam kota bisa menghabiskan konsumsi BBM 2,2 liter. Jika harga normal Rp6.800, berarti berkisar Rp14.900 dengan keuntungan kotor rata-rata Rp100.000 hingga Rp150.000 per ret.
Namun, jika harga BBM jenis Solar yang dibeli dengan harga Rp14.000 per liter, maka untuk 2,2 liter mencapai Rp 30.800 per ret.
“Keuntungan yang didapatkan sudah pasti menipis dan pasti berpengaruh juga dengan harga barang atau material karena harga bahan bakar tinggi,” tegasnya.
Kepala Bagian Ekonomi, Erly Sumiaty saat dikonfirmasi mengatakan pihaknya sudah menerima keluhan masyarakat terkait BBM Solar. Bahkan, pihaknya langsung melakukan pengecekan ke semua pemilik SPBU yang berada disekitar Malinau.
“Kami mendatangi langsung seperti SPBU Beringin, SPBU Semoga Jaya, SPBU di Mentarang dan SPBU yang berada di Mentarang Hulu, Sungai Tubu, Malinau Selatan, Malinau Selatan Hilir, Malinau Selatan Hulu sampai semua yang menjual BBM Solar langsung dari dispenser yang ada di SPBU masing-masing,” katanya.
Dari informasi yang ia dapatkan, beberapa hari lalu SPBU Beringin dan SPBU Semoga Jaya masih menjual Solar. Menurutnya, apa yang dikeluhkan para sopir truk terkait kelangkaan solar ini karena Solar tidak di jual dipinggiran jalan atau pengecer.
“Solarnya ada di SPBU dan silahkan antri disana. Minggu lalu pihak Pertamina langsung mengecek SPBU yang ada di Malinau Kota, untuk harga Solar di SPBU Rp6.800. kalau ditemukan harga diatas itu, berarti tidak resmi,” tegasnya.
Erly mengungkapkan, jatah atau kuota Solar untuk Kabupaten Malinau di Tahun 2023 sebanyak 5.005 KL dan sudah tersalurkan hingga Oktober sebanyak 3.396 KL. Masih ada tersisa 1.609 KL yang diperkirakan masih mencukupi hingga Desember.
Sedangkan untuk jatah Pertalite, kuota Kabupaten Malinau sebanyak 21.480 KL dan tersalur hingga Oktober sebanyak 10.519 KL dan sisa 10.961 KL yang dipastikan masih mencukupi hingga akhir Desember tahun ini.
“BBM Subsidi tidak boleh di jual di luar SPBU, karena harganya pasti tinggi. Jumat (10/11/2023) lalu SPBU Mentarang juga sedang menjual Solar. Kalau berkaitan dengan pembatasan pengisian, memang dari SPBU membatasi karena ada oknum yang itu-itu saja datang membeli berulang kali untuk mengisi. Jadi, dibatasi supaya semua bisa dapat Solar,” tandasnya.
Selain itu, Pemda Kabupaten Malinau juga sudah memberikan surat edaran dan surat teguran kepada SPBU yang menjual BBM keluar dengan tujuan untuk dijual kembali oleh pengecer agar bisa mendapatkan kentungan lebih.
“Memang ada oknum-oknum yang masih memaksa untuk tetap mengambil BBM di SPBU. Tim juga tidak bisa pasang dada berhadapan dengan hal itu. Tapi, yang jelas aturan penyaluran BBM sudah disampaikan kepada pemilik SPBU,” tegasnya. (ck01)