MALINAU, cokoliat.com—Jebolanya kolam penampung limbah tambang batu bara milik PT Kayan Putra Utama Coal (KPUC) selama 3 hari berturut-turut selama pekan ini telah memicu banyak kerugian. Sejumlah warga yang bergerak dibidang jasa cuci atau laundry misalnya ikut terdampak.
Kasmiah ( 59) salah seorang yang bergerak di usaha loundry merasakan dampak tersebut. Limbah yang mengaliri sungai malinau membuat Pihak Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Malinau terhenti. Terhentinya PDAM praktis membuat usaha Kasmiah stop. Padahal usaha tersebut menjadi mata pencaharian satu-satunya. Sekarang sudah 3 hari tidak dapat pemasukan sama sekali. Entah sampai kapan air bisa mengalir sebab kondisi sungai yang seperti kopi susu.
Terhitung 3 hari Kamsiah tidak mendapatkan pendapatan. Ia hanya terdiam di rumah bersama anaknya menunggu PDAM dapat mengalirkan air ke rumahnya.
“Sudah 3 hari ini tidak ada pemasukan sama sekali,” ucap Kasmiah saat ditemui di kediamannya, Rabu (19/8) di Desa Tanjung Lapang Malinau Barat.
Padahal usaha laundry ini adalah usaha satu-satunya , untuk menghidupi dia yang seorang janda dan seorang anak gadisnya remaja.
Limbah yang diduga mengaliri sungai Malinau ini diketuahui Kasmiah melalui media sosial setelah beberapa warga mempostingnya.
“Saya tidak berfikir bahwa ini dampaknya sampai ke Malinau, sekali esok Harinya air kami mati tidak mengalir lagi. Saya berharap , pemerintah daerah dapat menyampaikan keluhan kami ini kepada perusahaan,” ujarnya.(ck01)