banner 500x500

Terpilih Sebagai Ketua DPD IMM Kaltara, Ini Fokus dan Agenda Prioritas Ainulyansyah

Ainulyansyah

 

TARAKAN, Cokoliat.com – Ainulyansyah terpilih sebagai Ketua Depan Pimpinan Daerah (DPD) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Kalimantan Utara (Kaltara) periode 2024-2026 pada perhelatan Musyawarah Daerah (Musyda) ke II di Kota Tarakan, Kaltara pada 14 Januari 2024.

 

Ainulyansyah atau yang kerap disapa Ainul sebelumnya pernah menjabat sebagai Ketua Bidang Hukum, Ilmu Politik dan Kebijakan Publik PC IMM Tarakan. Dengan terpilihnya Ainul, menggantikan Immawan Ahmad Imam Ma’arif sebagai ketua sebelumnya.

 

“Sebenarnya sebuah hal yang tidak terduga, terakhir musyawarah pertama itu dilaksanakan di tahun 2019. Karena beberapa persoalan, mulai dari kuantitas kader di Kalimantan Utara yang masih terbilang sulit untuk mencapai target, serta persoalan covid 19 yang beberapa tahun lalu cukup meluluh lantakkan gerakan-gerakan mahasiswa. Sehingga vakum lah IMM itu kurang lebih 2 tahun. Kemudian karena pada saat saya bergabung IMM di tahun 2020, saya mulai aktif dari tahun 2022 sampai 2023, karena keaktifan itu teman-teman secara kolektif menyepakati dan mengamanahkan saya sebagai ketua DPD IMM kaltara,” katanya.

 

Ainul mengatakan, terpilihnya dia sebagai ketua DPD IMM Kaltara merupakan satu hal yang berkesan. Menurutnya, banyak persoalan di gerakkan mahasiswa yang harus dituntaskan khususnya di wilayah Kaltara. Dari persoalan struktur dan tatanan IMM Kaltara, serta isu atau persoalan daerah yang sampai saat ini belum terselesaikan.

 

“Sekarang ini banyak gerakan mahasiswa itu yang tidak seperti dulu, dan harus diakui bahwa diskusi di dalam ruang-ruang membahas tentang kemajuan Kaltara itu sudah sangat kurang, maka ini tentu menjadi hal yang luar biasa. Saya menjadi ketua DPD IMM Kaltara pertama yang harus diselesaikan adalah persoalan di internal IMM terlebih dahulu. Persoalan kualitas dan juga kuantitas kader dan juga persoalan-persoalan di Kaltara yang saya berharap nantinya bisa menggandeng rekan-rekan Cipayung plus yang ada di Kaltara untuk kembali kepada kitab perjuangan gerakan-gerakan kemahasiswaan,” ucapnya.

 

Sambung Ainul, Setelah terpilih kemarin, dia akan berfokus untuk menyelesaikan terkait komposisi struktural. Nantinya ada 13 formatur yang akan mengisi kepengurusan mulai dari ketua umum sampai dengan ketua bidang, yang nantinya di 13 formatur itu akan menjalankan tugas di bidang-bidangnya masing-masing.

 

“Kedepan kita akan berfokus untuk mempersiapkan pelantikan terlebih dahulu, karena kita juga harus melakukan komunikasi dengan DPP IMM untuk sesegera mungkin melantik kita yang ada di Kaltara, agar agenda organisasi dan seluruh yang sudah kita persiapkan terlaksana. Jadi untuk 100 hari kedepan kita belum bisa pastikan apa yang akan kita laksanakan, tapi yang pasti terlebih dahulu yang kita laksanakan adalah pelantikan supaya teman-teman pengurus sudah bisa secara resmi dan legalitas menjalankan kewajiban sebagai pengurus,” ucap Ainul.

 

Ainul menambahkan, untuk isu atau persoalan daerah yang sampai saat ini belum terselesaikan, akan menjadi agenda prioritas IMM Kaltara.

 

“Yang menjadi agenda prioritas kita adalah menyoroti terkait dengan beberapa persoalan yang ada di Kaltara, kalau dilihat beberapa persoalan di Kaltara yang sampai saat ini belum terselesaikan dari tahun ke tahun yang pertama, di depan mata kita ada acaman peredaran dan penyalahgunaan narkotika yang sangat besar dampaknya. Ada isu persoalan tambang ilegal, ada isu penebangan kayu ilegal, hingga isu terkait bagaimana kesenjangan pendidikan di Kalimantan Utara. Selain itu persoalan lainnya yang belum terselesaikan yaitu persoalan yang dihadapi oleh para nelayan,” ujar Ainul.

 

Maka nantinya, kata Ainul, IMM akan menghimpun dan mengkonsolidasikan gerakan-gerakan supaya berfokus dan kembali mengingat dan memerhatikan persoalan-persoalan yang ada di Kaltara untuk segera diselesaikan demi kesejahteraan dan kebaikan bersama.

 

“Selaku ketua umum terpilih, saya berharap bahwa IMM kaltara bisa bersaing dengan organisasi ikatan mahasiswa Muhammadiyah di daerah-daerah lain. punya prestasi dan nilai potensi yang bisa dikembangkan. meskipun secara kuantitas kita kurang tapi kita akan menjamin bagaimana kualitas kader nanti bisa menjadi pelopor ataupun inisiator gerakan-gerakan mahasiswa di dalam kampus bahkan sampai di luar kampus” ujarnya lagi. (ryf)