banner 500x500

Ta’aruf PKB, Gus Imin Undang Bakal Calon Kepala Daerah

Seluruh bakal calon di Kaltara turut diundang

Foto bersama bakal calon kepala daerah se-Kaltara yang hadir dalam ta'aruf Gus Imin, Kamis (3/5/2024).

 

JAKARTA, TerasKaltara.id – Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) mengundang Calon Kepala Daerah di seluruh Indonesia termasuk dari Kalimantan Utara (Kaltara) untuk hadir di acara Ta’aruf Gus Muhaimin di Jakarta, Kamis (2/5/24).

 

Dari Kaltara sendiri, turut diundang beberapa nama bakal calon kepala daerah yang sudah santer beredar di masyarakat.

 

Diantaranya mantan Wali Kota Tarakan dr. Khairul, Bupati Bulungan Syarwani, Bupati Tana Tidung Ibrahim Ali, Bupati Malinau Wempi, Wakil Ketua DPRD Provinsi Kaltara Andi Akbar yang diisukan maju di pilbup Nunukan.

 

Kemudian Ketua DPW PKB Provinsi Kaltara Herman, Ketua DPW Gerindra Provinsi Kaltara Ibnu Saud, Ketua DPC PKB Kota Tarakan Achmad Usman dan beberapa tokoh lainnya.

 

 

Balon dan tokoh di daerah yang diundang ini, tidak hanya yang sudah mendaftar penjaringan calon kepala daerah di PKB, tetapi juga yang tidak mendaftar

 

“Cak Imin (Ketum PKB) mengundang semua tokoh-tokoh di daerah se- Indonesia baik yang mendaftar maupun tidak mendaftar. Dan ini dilaksanakan di beberapa titik dan kita (Kaltara) tergabung dalam zona Kalimantan,” kata Ketua DPC PKB Kota Tarakan Achmad Usman, Jumat (3/5/24).

 

Dalam ta’aruf ini, Gus Muhaimin menyampaikan pesan bahwa pemerintah daerah adalah pilar utama salam pembangunan nasional kedepan. Sehingga momentum pilkada serentak menjadi instrumen penting menentukan masa depan bangsa.

 

Cak Imin berharap proses demokrasi serentak ini benar-benar menciptakan pemimpin yang baik, sehingga bisa mendorong desentralisasi yang luas dan berkualitas.

 

“Dalam pertemuan ini beliau ingin menyampaikan pesan bahwa pemerintah daerah adalah pilar utama agenda pembangunan nasional kedepan. Jadi momentum pilkada serentak merupakan instrumen penting penentu masa depan bangsa, kondisi hari ini perlahan kewenangan daerah mulai di tarik ke pusat karena ketidak siapan daerah itu sendiri (sentralistik),” tambahnya. (*/saf)