Nego Akses Perbatasan, Gubernur Surati Mendag

SATU HARGA : Gubernur Kaltara, Dr H Irianto Lambrie pada peresmian APMS BBM Satu Harga di Krayan, Nunukan pada 10 Juni 2016.

TANJUNG SELOR – Sebagai bentuk respons atas surat Bupati Nunukan Nomor P/452/BPPD-II/185.5 tanggal 18 Juni 2020, tentang Permohonan Pasokan Barang Kebutuhan Pokok di Wilayah Perbatasan Krayan, Kabupaten Nunukan, Gubernur Kalimantan Utara (Kaltara) Dr H Irianto Lambrie pun bersurat kepada Menteri Perdagangan (Mendag) RI. Surat bernomor 530/0939/DPKK-UKM/GUB itu, berisi perihal dukungan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltara untuk dilakukannya negoisasi jalur masuk perbatasan Indonesia-Malaysia di Krayan.

Lebih rinci, ada 4 poin yang disampaikan Gubernur kepada Mendag. Poin pertama, sepanjang pandemi Covid-19, Pemerintah Kerajaan Malaysia melakukan penutupan jalur masuk perlintasan barang sehingga terjadi kelangkaan barang kebutuhan pokok, material pembangunan dan BBM industri di wilayah perbatasan Krayan.

Kedua, Pemerintah RI melalui Kementerian Perdagangan diharapkan dapat mengupayakan negosiasi dengan Pemerintah Kerajaan Malaysia untuk dapat membuka jalur masuk perlintasan barang dengan menerapkan sistem perdagangan lintas batas sesuai Border Trade Agreement (BTA) tahun 1970 antara Indonesia-Malaysia. Selanjutnya, poin ketiga yakni dalam mengoptimalkan pelayanan pemenuhan barang kebutuhan pokok, material pembangunan dan BBM Industri di wilayah Krayan selama pandemi berlangsung dapat ditunjuk Koperasi Produsen Mitra Utama Kaltara sebagai penyalur barang satu pintu sehingga memudahkan dalam pengawasan dan penerapan protokol kesehatan.

“Poin terakhir atau keempat, untuk mengantisipasi sementara adanya kelangkaan barang kebutuhan pokok, diharapkan agar diupayakan adanya penambahan volume pelayanan jembatan udara di wilayah Krayan melalui dana APBN Kementerian Perhubungan RI,” kata Gubernur yang didampingi Kepala Biro Pengelolaan Perbatasan Negara (PPN) Kaltara Samuel ST Padan, baru-baru ini.

Irianto mengaku, sesuai laporan Kepala Biro PPN Kaltara, saat ini untuk kondisi kawasan perbatasan khususnya di Krayan per 20 Juli 2020, untuk BBM Bersubsidi, flight pertama telah didistribusikan sebanyak 4 ton kepada masyarakat kecamatan Krayan (Induk). Untuk flight kedua, secara bertahap diatur pendistribusiannya kepada masing-masing kecamatan di Kecamatan Krayan Barat, Krayan Timur, Krayan Selatan dan Krayan Tengah.

“Pendistribusian BBM ini sudah mengurangi kepanikan masyarakat disana akan kelangkaan BBM. Dengan harga di APMS, untuk bensin seharga Rp 6.500, dan solar Rp 5.500 yang dijatah perorangnya sebanyak 3 liter untuk bensin. Dan dijatah sebanyak 5 liter untuk solar. Demikian juga dengan kebutuhan BBM untuk PLN sudah teratasi dengan baik. Meski masih berbiaya tinggi saat ini menyala hingga 12 jam,” tutur Irianto.

Diinformasikan juga, bahwa saat ini progress pengiriman sembako melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Nunukan, sejak 23 Juni lalu, untuk lima kecamatan di Krayan sudah memasuki flight ke-10, dan masih tersisa 7 flight lagi. Dimana jenis sembako yang tetap dikirim dan dijual masyarakat disana, diantaranya minyak goreng, gula pasir, kopi, dan teh. “Kita juga menunggu jawaban dari Mendag RI tentang permohonan lanjutan program Jembara di Kaltara tahun 2020. Dimana saat ini, Biro PPN bersama Disperindagkop-UKM Kaltara terus memantau respon terhadap surat tersebut,” kata Gubernur.

Disampaikan Irianto, sedianya masyarakat Krayan berharap, kiranya negara bisa hadir ditengah-tengah masyarakat perbatasan di masa sulit sekarang ini. Untuk itu, masyarakat Krayan mengharapkan Pemerintah RI melakukan perundingan dengan Pemerintah Kerajaan Malaysia agar pintu perbatasan dapat dibuka kembali secara normal, dengan tetap menjalani protokol kesehatan dengan adaptasi kebiasaan baru.

“Selain Krayan, saya juga menerima informasi dari Camat di daerah Apau Kayan, Pujungan, Bahau Hulu, dan Lumbis Hulu, Lumbis Pensiangan dan Lumbis Ogong. Dimana, kebutuhan stok sembako untuk daerah tersebut hingga saat ini masih stabil, walaupun harga jual sembako tersebut masih terbilang mahal karena biaya transportasi yang tinggi,” urai Irianto.

Untuk distribusi sembako di Apau Kayan khususnya, didatangkan dari daerah Samarinda menggunakan jalur darat.  Sementara Kecamatan Pujungan, Bahau Hulu didatangkan dari Tanjung Selor. Dan untuk Kecamatan Lumbis Hulu, Lumbis Ogong, Lumbis Pensiangan didatangkan dari Lumbis (Desa Mensalong) menggunakan jalur sungai. “Dilaporkan juga bahwa untuk daerah kecamatan perbatasan di Tulin Onsoi, Sei Manggaris dan Pulau Sebatik hingga saat ini stok dan harga kedua daerah masih terbilang stabil,” ujar Gubernur.

Di tempat terpisah, Kepala Biro Perekonomian Kaltara Rohadi menuturkan, bahwa pesawat pengangkut BBM Satu Harga ke daerah perbatasan Krayan, yaitu pesawat Air Tractor AT-802 kembali beroperasi.

Pesawat Air Tractor pengangkut BBM Satu Harga ke perbatasan Krayan sempat dipindah tugaskan untuk melayani BBM di wilayah Papua sejak 29 Juni lalu. Dan, sempat digantikan dengan pesawat yang ukurannya lebih kecil berjenis CASSA 212 PK-PCT, dengan kapasitas angkut sebanyak 1.200 liter per sekali terbangnya.

Air Tractor merupakan pesawat pengangkut BBM Satu Harga dengan kapasitas angkut 4.000 liter perhari. Sedangkan CASA 212 PK-PCT memiliki kapasitas 1.200 liter. Karena pesawat pengganti memiliki kapasitas angkut kecil, menyebabkan pasokan BBM di wilayan Krayan berkurang dan menimbulkan antrian panjang. “Alhamdulillah, atas komunikasi yang dilakukan Gubernur Kaltara kepada Pertamina, pesawatnya yang awalnya dipindah tugaskan ke Papua saat ini telah dikembalikan ke Kaltara,” tutup Rohadi.(humas)

Tinggalkan Balasan