TANJUNG SELOR, cokoliat.com–Sudah satu dasawarsa lebih pemerintah memacu pembangunan jalan akses perbatasan 1 ruas Malinau – Long Bawan – Long Midang, Kecamatan Krayan Kabupaten Nunukan. Pembangunan jalan sepanjang 203 tersebut memakan waktu dan anggaran yang besar mengingat rute yang dilalui berupa medan dengan tingkat kesulitan yang sangat berat. Melewati hutan, puluhan bukit dan lembah.
Hingga tahun 2022 ini jalan yang sudah terbuka sepanjang 203 KM. Akan tetapi sepanjang 102 KM sebagian belum berfungsi karena masih memerlukan perbaikan geometrik. Selebihnya, sepanjang 101 KM sudah fungsi termasuk diantaranya ruas jalan yang masuk pada paket – paket MYC yang sedang dikerjakan sampai dengan akhir tahun 2023. Pada ruas tersebut 44 KM sudah beraspal dan 57 KM masih berupa tanah.
Masrur ST, PPK Perbatasan V, Satker Pelaksana Jalan Perbatasan mengungkapkan, selain membangun jalan pemerintah juga harus membangun puluhan jembatan baik skala kecil maupun besar. Salah satu jembatan besar yang sedang dalam proses adalah jembatan Melasu yang melintasi Sungai Mentarang selebar 30 meter lebih.
“Dengan skema bentang < 30 M menggunakan kayu log dan lintasan basah sedangkan bentang lebih dari 30 meter diusulkan jembatan bellay dan permanen,” ungkap Masrur, saat ditemui di kantornya, Tanjung Selor, Kamis (7/4).
Target fungsional sementara sampai dengan akhir tahun 2023 adalah membuka lokasi medan dengan geometrik yang ekstrim (grade >30 persen) dan memasang jembatan bentang panjang yang tidak bisa dipasang kayu log lintasan lintasan basah.
Jika target fungsional sudah tercapai maka lalu lintas Malinau-Krayan akan lebih mudah dibandingkan dengan sekarang.
Beberapa bukit yang dilalui jalan ini sudah berhasil dijinakan. Tinggal Gunung Selukut yang berada di antara Semamu dan Long Bawan.
“Gunung ini memiliki ketinggian 1500 di atas permukaan air laut. Paling tinggi di banding yang lainnya,” kata Masrur.
Untuk menghasilkan bangunan jalan yang ideal, terang Masrur ST, pihaknya harus mengubah rute awal yang melintasi puncak. Karena terlampau tinggi maka rute diubah menjadi menyisir lereng gunung. Pilihan mengubah rute menjadi pilihan efektif karena memperpendek jarak dan yang paling penting memetakan jalan pada posisi yang tidak ekstrem tinggi.
Saat ini, sambung Masrur, 2 perusahaan yang bekerja di sana dikerahkan untuk menyisir dan membongkar lereng Gunung Selukut agar jalan terbuka. Pekerjaan membuka jalan di kawasan ini dilakukan dari 2 arah yakni dari arah Long Bawan dan Semamu.
“Kami fokuskan ke sana agar segera tembus,” tegas Masrur ST.
Ibarat benteng, Gunung Selukut saat ini adalah benteng yang berada di pertengahan Jalan Malinau-Krayan yang keberadaannya masih menutup akses dari dua arah.
“Kalau sudah terbuka, jalan tembus akses lebih mudah,” imbuh Masrur ST.
Mobiliasi material pembangunan termasuk alat berat dan sebagainya akan lebih mudah dilakukan.
“Jika seluruh ruas jalan sudah terbuka maka sesuai rencana base line anggaran sampai dengan 2027 diusulkan akan ditingkatkan sepanjang ruas hingga produk aspal dengan skema pendanaan LOAN dan APBN,” pungkas Masrur ST. (wal/mb)