Gubernur dan Forkopimda Kampanyekan Gerakan Pakai Masker
TANJUNG SELOR – Gubernur Kalimantan Utara (Kaltara), Dr H Irianto Lambrie mengikuti Kampanye Gerakan Masker Serentak Nasional, Kamis (10/9). Di Kaltara, dipusatkan di Pasar Induk Tanjung Selor, Kabupaten Bulungan. Kampanye ini juga dihadiri Kapolda Irjen Pol Bambang Kristiyono, unsur Pimpinan TNI dari Kodam VI/Mulawarman, Korem 092/Maharajalila.
Juga hadir Wakil Gubernur Udin Hianggio, Ketua DPRD Norhayati Andris, Ketua KPU Suryanata Al Islami, Ketua Bawaslu Suryani, serta tokoh-tokoh adat dan tokoh masyarakat lainnya. Gubernur hadir dalam kapasitas sebagai Gubernur Kaltara, dan Ketua Gugus/Satuan Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kaltara. Dalam kegiatan ini, bakal calon gubernur dan wakil gubernur Kaltara ikut membacakan dan menandatangani pakta integritas komitmen penerapan protokol kesehatan pencegahan dan pengendalian Covid-19.
Kampanye serentak ini sejatinya terpusat di Jakarta, dipimpin oleh Kapolri Jenderal Idham Azis. Tujuannya, dalam rangka menanggulangi penyebaran Covid-19. Termasuk dihadiri Menteri BUMN Bapak Erick Tohir sekaligus kapasitasnya sebagai Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Sektor Ekonomi. Juga hadir Kepala BNPB, tokoh politik, petinggi PBNU dan Muhammadiyah. Gerakan tersebut adalah gerakan nasional menindaklanjuti Instruksi Presiden.
Gubernur mengatakan, keadaan kehidupan bermasyarakat dalam menghadapi pandemi Covid-19 ini memang semakin cukup rawan dan mengkhawatirkan. Sampai kemarin (10/9), akumulasi Covid-19 di Kaltara sudah mencapai 458 orang. Rincinya, di Tarakan 174 orang, di Kabupaten Malinau 131 orang, Kabupaten Nunukan 54 orang, di Kabupaten Tana Tidung 9 orang, dan di Kabupaten Bulungan 89 orang.
“Sementara tetangga kita Kalimantan Timur telah dinyatakan sebagai provinsi Zona Merah. Memang setiap hari ada warga tambahan yang terkonfirmasi positif Covid-19. Tetapi tidak semuanya dirawat di rumah sakit,” ujar Gubernur.
Di Kaltara tercatat 82 pasien yang masih dirawat. Kondisinya cenderung mengalami perkembangan yang baik. Selebihnya diisolasi mandiri. Di Kalimantan, menurut peta Satgas Covid-19 Nasional, sambung Gubernur, ada provinsi yang hijau yaitu Kaltara dan Kalimantan Barat. Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan Zona Merah. Dan Kalimantan Tengah Zona Oranye.
“Tetapi itu bukan alasan membuat kita tetap tenang. Hari ini sesuai Instruksi Presiden, bahwa akan dilakukan penegakan yustisi protokol kesehatan mengantisipasi meluasnya Covid-19,” ungkap Gubernur.
“Bahkan tadi malam Gubernur DKI Jakarta memutuskan mulai tanggal 14 September ini memberlakukan PSBB secara ketat. Nanti kita akan cek juga pergerakan keluar masuk dari Jakarta. Karena penularan di DKI Jakarta sangat tinggi. Ribuan orang per hari,” tambahnya.
Seluruh negara di dunia kata Gubernur, berusaha keras mengurangi penyebaran Covid-19. Karena penularannya sangat cepat, mematikan, dan sulit dideteksi. Satu orang dapat menularkan ke ratusan ribuan orang. “Dan saat ini belum ditemukan vaksin yang dapat menyembuhkan dengan cepat,” ulas Irianto.
Menteri BUMN kata Gubernur, telah menyatakan vaksin kemungkinan baru bisa diproduksi massal tahun 2022. Tetapi Presiden Joko Widodo telah menginstruksikan harus ada penanganan cepat, utamanya kepada petugas kesehatan dan masyarakat yang beresiko tinggi.
“Karena itu beberapa waktu lalu Presiden menugaskan sejumlah menteri berkunjung ke Tiongkok untuk mengecek vaksin yang diproduksi perusahaan Biofarma di sana. Mungkin paling cepat akhir tahun atau awal tahun depan tersedia. Itu nanti penggunaannya diprioritaskan untuk para medis dan dokter. Bahkan di rumah sakit akan diperbaharui protokol kesehatan, agar tidak jadi sumber penyebaran baru,” papar Gubernur.
Operasi yustisi yang akan dilakukan bukan tindakan represif. Tetapi persuasif. Bagi masyarakat yang tidak menggunakan masker terutama yang tidak bisa membeli, akan diberikan secara gratis. Pemerintah telah menyediakan 105 juta lebih masker di seluruh Indonesia. Masing-masing lembaga juga memproduksi masker.
Karena itu, seluruh organisasi perangkat daerah, tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh politik diminta perlu bersama-sama untuk menegaskan pentingnya penerapan protokol kesehatan. “Dalam penegakan operasi yustisi ini, kita juga berkoordinasi dengan kabupaten/kota. Saya percaya semua masyarakat akan mampu melalui masa sulit ini. Mari juga berdoa kepada Allah SWT,” sebut Irianto.
“Perlu juga kita sadari bahwa tidak ada yang mampu menolong kita kecuali diri kita sendiri. Sekali kita tertular, itu akan sumber penularan kepada yang lain. Oleh karena itu mari jaga diri, jaga keluarga, dan masyarakat,” imbuh Irianto.
Dalam penyelenggaraan pilkada serentak ini Gubernur mengimbau menjaga disiplin, saling ingat mengingatkan, salin nasehat menasehati dalam mengimplementasikan protokol kesehatan sesuai anjuran Organisasi Kesehatan Sedunia atau WHO dan pemerintah. “Mari kita mulai dengan bertindak secara nyata mengantisipasi Covid-19 di wilayah kita masing-masing,” tutup Gubernur.(humas)