TANJUNG SELOR – Rumah Sakit Pratama (RSP) Kecamatan Tana Lia, Kabupaten Tana Tidung (KTT) Kalimantan Utara (Kaltara) mulai masuk dalam tahap pembangunan. RSP ini ditargetkan rampung di akhir tahun 2020. Tahap konstruksi saat ini mulai memasuki pemancangan tiang penopang bangunan. Seluruh material yang diperlukan dipastikan telah tersedia. “Sesuai laporan dari Dinas Kesehatan, Insya Allah sudah bisa mulai digunakan tahun depan,” kata Gubernur Kaltara Dr H Irianto Lambrie.
RSP Tana Lia dibangun dengan dukungan dana dari pemerintah (pusat) atau APBN. Sejak awal memang Pemprov Kaltara mengusulkan pembangunan salah satu infrastruktur bidang kesehatan ini. Targetnya, mendekatkan fasilitas kesehatan sekaligus meningkatkan derajat kesehatan masyarakat sekitar kecamatan tersebut. “Dari usulan yang kita ajukan, pusat telah menujukan lokasi prioritas. Tana Tidung termasuk lokasi prioritas RSP,” ujar Gubernur yang didampingi Kepala Dinkes Kaltara, Usman.
Dikatakan, tidak semua daerah di Tanah Air mendapatkan program pembangunan RSP dari pemerintah. Atas koordinasi dan komunikasi yang kuat dengan pemerintah (pusat), akhirnya Tana Lia masuk dalam daftar lokasi prioritas. “Hanya daerah tertentu yang menjadi prioritas. Salah satu parameternya, wilayah yang jauh jangkauannya dari rumah sakit di sekitarnya,” imbuh Gubernur.
RSP Tana Lia dikucur anggaran Dana Alokasi Khusus (DAK) sebesar Rp 42 miliar. Dana sebanyak itu akan menopang konstruksi sampai penyediaan alat kesehatan nanti. “Dari Rp 42 miliar sudah termasuk dengan alat kesehatannya. Khusus pengerjaan konstruksi fisik gedungnya, menghabiskan sekitar Rp 20 miliar. Sisanya itu dialokasikan untuk pengadaan alat kesehatan,” tuturnya.
Gubernur berharap Pemkab Tana Tidung juga segera bergerak cepat menyiapkan sumber daya manusianya, baik struktural maupun fungsionalnya untuk mendukung operasional RSP. “SDM disiapkan oleh kabupaten, demikian juga dengan penggajiannya,” urai Irianto.
Pemprov Kaltara pun siap memfasilitasi penyiapan dokter spesialis. Dengan catatan, Dinas Kesehatan setempat bersurat ke Dinas Kesehatan Kaltara. “Nanti kami meneruskan usulan permintaan dokter spesialis itu ke pusat. Karena Kementerian Kesehatan pada dasarnya siap mendistribusikan tenaga dokter atau tenaga spesialis,” imbuh Usman.
“Namun dengan syarat, Pemkab yang mengusulkan mampu menyiapkan anggaran pembayaran gaji tenaga dokter, tempat tinggal, serta alat kesehatan RSP juga harus sudah siap,” tambahnya.
RSP Tana Lia dibangun bertipe D, dengan daya dukung 50 tempat tidur pasien. “Untuk tenaga spesialisnya kalau bisa 2 orang menyesuaikan dengan alat kesehatan yang diadakan nanti. Kalau 4 tenaga spesialis lebih bagus lagi seperti spesialis penyakit dalam, anak, bedah, dan kandungan. Untuk tenaga kerjanya tergantung berapa jumlah tenaga spesialis yang disiapkan,” ujarnya.
Di sisi lain, Usman juga menyampaikan untuk alat kesehatan bagi RSP Sebuku dan RSP Krayan di Kabupaten Nunukan, masih dalam tahap pengadaan. Khusus di RSP Sebuku, sudah ada beberapa alat kesehatan yang tiba. “Masing-masing RSP dapat dana bantuan Rp 15 miliar. Saat ini dalam proses pengadaan atau pemesanan alat kesehatan. Harapannya alat itu sesuai dengan kebutuhan RSP. Jangan sampai tidak dapat difungsikan,” ujarnya.
Tahun ini juga Pemprov Kaltara telah mengusulkan pembangunan RSP di Pulau Bunyu, Kabupaten Bulungan ke Kementerian Kesehatan. “Mudah-mudahan tahun depan dapat dibangun RSP Bunyu. Kementerian Kesehatan memberikan arahan kepada kami Dinas Kesehatan Provinsi untuk melihat ketersediaan dan kepastian lokasi (lahan) pembangunannya,” urainya.
Dari hasil komunikasi dengan Pemkab Bulungan, penyediaan lahan pembangunan RSP di Pulau Bunyu akan ditopang oleh Pemkab Bulungan. “Informasinya, lahan sudah siap dan sudah berproses sertifikat. Kita akan cek dulu untuk memastikan. Sebab RSP membutuhkan lahan minimal 2 hektare,” tutupnya.(humas)