banner 500x500

Bergantung Cuaca, Evakuasi Korban Pesawat Smart Air Gunakan Tali dari Heli Caracal

Heli Caracal tiba di Lanud Anang Busra Tarakan, Minggu (10/3/2024) persiapan evakuasi korban Pesawat Pilatus PK-SNE di Binuang. (Foto : SAR Tarakan)

 

TARAKAN, Cokoliat.com – Skema evakuasi korban, Pilot dan Engineer on Board (EOB) Pesawat Pilatus PK-SNE yang jatuh di Desa Binuang, Krayan Tengah nantinya menggunakan Heli Caracal milik TNI AU. Helikopter ini merupakan transportasi taktis jarak jauh dikembangkan dari keluarga Super Puma atau Cougar untuk transportasi pasukan, evakuasi korban, dan pencarian tempur dan tugas penyelamatan.

 

Kolonel Pnb Bambang Sudewo mengungkapkan puing ditemukan tim jalur udara sekira pukul 17.20 WITA, berada tak jauh dari Bandara Binuang, Kabupaten Nunukan dengan jarak sekitar 6,11 nautical mile.

 

Skema untuk melakukan proses evakuasi sudah disiapkan bersama tim gabungan. Nantinya tim akan menempati waktu sesuai target bersama dengan Heli Bell yang akan traveling, selain itu Boeing 737 juga akan beroperasi menggunakan kamera infrared.

 

“Tim dari Basarnas yang nantinya akan terjun langsung ke titik lokasi tersebut. Tim juga dipastikan benar-benar siap. Heli Caracal dengan kemampuan mengangkat dan menurunkan personel menggunakan tali, baik dalam keadaan sehat maupun terluka,” ujarnya, Minggu (10/3/2024).

 

Heli Caracal ini akan mulai beroperasi, ketika Tim SAR sudah membuka lokasi titik evakuasi korban. Namun, dalam proses pencarian hari ketiga ini masih lagi bergantung pada kondisi cuaca.

 

“Kami berharap teman-teman di Binuang juga bisa memantau operasi dari udara, sehingga kami akan putuskan untuk eksekusi pukul berapa. Termasuk rekan di Malinau diharapkan standby untuk proses evakuasi,” katanya.

 

Kepala Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Tarakan, Muhammad Sulam Khilmi menambahkan bergantungnya pencarian dengan kondisi cuaca lantaran geografis di titik jatuhnya pesawat merupakan dataran tinggi.

 

“Prakiraan cuaca sejak pagi hingga siang hari ini secara umum berawan di wilayah perairan. Sementara untuk jarak pandang masih di bawah 1.000 meter. Mulai dari jam 00.00 WITA, kemudian jam 09.00 WITA sudah mulai membaik jarak pandang di atas 1.000 meter. Kemudian jam 11.00 WITA sudah 2.500 meter, lalu Tim Gabungan saat ini sudah mulai bergerak ke TKP,” terangnya.

 

Memasuki sore hari diperkirakan wilayah Krayan Tengah dan Selatan akan terjadi hujan ringan. Namun, tidak disertai dengan potensi hujan dengan skala yang lebat disertai kilat dan petir. Ia tambahkan, tidak berpotensi tumbuh awan cumulonimbus dan hanya awan comulus biasa dengan potensi hujan ringan biasa.

 

“Dalam empat hari terakhir ini tidak ada potensi cuaca yang signifikan. Kemungkinan kondisi cuaca tidak akan menyulitkan Tim Gabungan. Kami akan terus melakukan pemantauan perkembangan pertumbuhan awan-awan hujan di sekitar Krayan. Tapi karakteristik wilayah dataran tinggi itu saat sore hari hingga pagi memang selalu berkabut,” pungkasnya. (saf)