Pembangunan jalan akses perbatasan Semamu-Long Bawan (foto: Satker PJN)
PEMBANGUNAN jalan akses perbatasan 1 ruas Malinau – Long Bawan – Long Midang Kecamatan Krayan Kabupaten Nunukan terus dipacu. Saat ini konsentrasi pembangunan dilakukan pada pembangunan ruas jalan di area Gunung Selukut yang berada di wilayah Krayan.
“Itu lokasi yang paling berat. Ketinggiannya mencapai 1500 diatas permukaan laut,” ungkap Masrur ST, PPK Perbatasan V, Satker Pelaksana Jalan Perbatasan, saat berbincang dengan media ini beberpa waktu lalu di Tanjung Selor.
Dalam 1 tahun terakhir, papar Masuru ST, pihaknya memokuskan pekerjaan di area tersebut. Membuka rute baru dengan menyisir lereng gunung. Rute tersebut menggantikan rute lama yang melewati puncak gunung sehingga sangat sulit dilalui. Para adventure kerap menjadikan rute tersebut untuk berterabas menguji adernalin dengan menggunakan motor. Saat turun ada di antara mereka yang harus mengerek motor dengan tambang kerena kecuraman yang sangat ekstrem.
Pilihan terbaik untuk menghasilkan bangunan jalan yang ideal adalah dengan mengubah rute. Selain menghindari ketinggian gunung yang memberatkan juga memperpendek jarak. Hasilnya, jalan yang sudah terbuka saat ini lebih ideal sesuai dengan standar kelayakan terutama dari tingkat kemiringan atau ketinggian.
“Sekarang tinggal 4 kilometer lagi yang sedang kami hadapi,” ungkapnya.
Yang dimaksud Masrur ST adalah pembukaan badan jalan khusus pada lereng Gunung Selukut yang masih berupa hutan dan belum terbuka sedikit pun.
Pembangunan jalan di area Gunung Selukut dikerjakan oleh 2 perusahaan dari arah arah Long Bawan (Krayan) dan dari Semamu (Malinau). Jika target hanya menembuskan diperkirakan pekerjaan dapat selesai tahun ini. Namun, ungkap Masrur, pihaknya menargetkan jalan dibangun secara ideal sehingga mudah dilalui kendaraan tertentu dan aman.
Penyelesaian jalan di Gunung Selukut menjadi kunci untuk kemudahan dalam mengerjakan pembangunan berikutnya. Gunung Selukut saat ini adalah benteng yang berada di pertengahan Jalan Malinau-Krayan yang keberadaannya masih menutup akses dari dua arah. Menghambat proses mobilisasi kebutuhan penunjang pekerjaan sepertihalnya BBM yang harus dikirim dari Malinau.
Jika seluruh ruas jalan sudah terbuka maka sesuai rencana base line anggaran sampai dengan 2027 diusulkan akan ditingkatkan sepanjang ruas hingga produk aspal dengan skema pendanaan LOAN dan APBN. Tahun 2024 dipastikan akses Malinau – Krayan terbuka dan dapat lebih mudah dilalui kendaraan.
“Dalam kondisi masih berupa tanah kendaraan-kendaraan tertentu, truk atau kendaraan kecil dobel gardan sudah bisa lewat. Kalau sudah beraspal nanti kendaraan biasa akan lancar lewat sana,” papar Masrur.
Pembangunan jalan akses perbatasan 1 Malinau-Krayan dibangun dalam 1 dasawarsa terakhir ini. Pembangunan jalan sepanjang 203 tersebut memakan waktu dan anggaran yang besar mengingat rute yang dilalui berupa medan dengan tingkat kesulitan yang sangat berat. Melewati hutan, puluhan bukit dan lembah.
Masrur ST menambahkan, selain membangun jalan pemerintah juga harus membangun puluhan jembatan baik skala kecil maupun besar. Salah satu jembatan besar yang baru saja selesai dibangun adalah jembatan Melasu yang melintasi Sungai Mentarang selebar 30 meter lebih. Kemudian jembatan Binuang dan Krayan yang ditargetkan selesai dibangun pada 2024.
Untuk bentangan-bentangan kecil ukuran 15-20 meter yang berada di sepanjang ruas Semamu-Long Bawan sudah tersambungakan dengan jembatan sementara yang dibangun dengan menggunakan kayu-kayu bulat.
“Bentangan-bentangan pendek kami bangun dengan menggunaka kayu. Sementara kuat untuk bertahan hingga 3 tahun,” terang Masrur. Jembatan-jembatan kayu tersebut dibangun agar mobilitas ke sana lebih lancar. (noe)