MALINAU, cokoliat.com –
Jebolnya tanggul kolam limbah Tambang Batubara milik PT. KPUC di wilayah Malinau Selatan dikhawatirkan berdampak pada pencemaran lingkungan.
Dalam sepekan terakhir, informasi di group WhatsApp dan jejaring media sosial hampir serentak menginformasikan kondisi yang terjadi di lapangan.
Puncaknya pada Selasa (16/8) lalu, diketahui kondisinya semakin parah. Tanggul limbah dikabarkan kembali jebol.
Sehingga, menyebabkan air sungai bercampur limbah meluap, hingga ke lahan pertanian dan perumahan warga.
Hal itu pun menjadi keluhan sejumlah masyarakat yang terdampak. Mulai dari terhentinya distribusi air bersih khususnya di wilayah perkotaan, nelayan yang kehilangan penghasilan maupun para Petani yang alami kerugian akibat lahannya terendam banjir lumpur.
Salah satu Petani di Desa Semenggaris, Kecamatan Malinau Utara, Agustinus mengungkapkan keluhannya karena lahan pertaniannya terendam banjir yang bercampur limbah tersebut.
“Padi saya mati kena banjir limbah, sama bibit baru yang baru ditanam pun tertutup dengan pekatnya lumpur limbah itu pak,” ucapnya kepada Cokoliat.com, Sabtu (20/8/2022).
Bahkan, kata dia, bibit yang baru ditanamkan telah membusuk akibat terendam banjir limbah.
“Dua hari setelah tanam bibit, tiba-tiba datang banjir jadi semuanya tertutup lumpur. Sudah tidak ada warna hijaunya, membusuk semua. Bahkan dua petak lahan kena. Saya rugi banyak, karena sudah upah orang untuk bantu menanam,” ucapnya.
Ia pun terpaksa harus membibit kembali, untuk mengganti padi yang sudah terkena banjir lumpur kemarin.
“Satu pun tidak ada yang tumbuh, terpaksa harus menyemai dua kali sudah,” ungkapnya.
Agustinus berharap agar ada perhatian baik dari Pemerintah Daerah maupun pihak-pihak yang harus bertanggungjawab terhadap dampak yang ditimbulkan terkait kejadian tersebut.(ag)