Ketersediaan Obat dan Vitamin Dipastikan Aman

Tingkat penjualan obat, vitamin dan perlengkapan prokes meningkat di Apotek.

MALINAU, cokoliat.com – Meski terjadi peningkatan permintaan obat dan kebutuhan protokol kesehatan (prokes), ketersediaan obat dan vitamin di Kabupaten Malinau dipastikan aman.

 

Sekretaris Daerah (Sekda) Malinau, Ernes Silvanus mengatakan, Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) bersama TNI-Polri terus memantau apotek untuk mengecek ketersediaan obat. Selain itu, pihaknya juga memastikan pengelola patuh dalam menjual obat ke masyarakat.

 

“Keterangan dari pengelola apotek, rata-rata ketersediaan obat dan vitamin masih dalam jumlah yang cukup. Meskipun di masa pandemi Covid-19 ini ada peningkatan permintaan dari masyarakat,” katanya, Kamis (29/7).

 

Sekda Malinau, Ernes Silvanus bersama Forkopimda dan TNI Polri saat meninjau ketersediaan obat dan lainnya di salah satu apotek yang ada di Malinau.

Ernes menuturkan, pemantauan diperlukan untuk memastikan ketersediaan obat di apotek dalam jumlah aman. Sebab dalam beberapa waktu terakhir ada peningkatan permintaan obat dari masyarakat guna mengantisipasi penyebaran Covid-19 yang begitu masif.

 

Selain itu, harga jual obat dipastikan masih pada Harga Eceran Tertinggi (HET). Namun, ia memastikan, untuk kegiatan penimbunan obat juga menjadi atensi Pemerintah Daerah melalui dinas terkait. Ia tegaskan, jangan sampai ada penimbunan, lantas menjualnya dengan harga diatas HET.

 

“Dalam beberapa waktu terakhir seiring peningkatan kasus Covid-19 dan pemberlakukan PPKM ada peningkatan permintaan obat dari masyarakat,” tandasnya.

 

Sementara itu, salah satu apoteker di Apotek Malinau, Devi Yeni mengungkapkan saat ini ada peningkatan permintaan obat, vitamin, masker maupun handsanitizer dari masyarakat. Obat yang banyak dicari, diantaranya obat flu,  paracetamol dan beberapa vitamin, terutama vitamin C.

 

“Memang ada beberapa produk obat yang kosong, lalu kami arahkan obat lain yang fungsinya sama. Sampai saat ini, untuk harga obat masih mengacu pada HET yang telah ditetapkan,” ungkapnya.

 

Hanya saja, untuk pembelian obat masih dibatasi. Langkah itu dilakukan, sebagai antisipasi adanya penimbunan. “Kami harap tidak ada panic buying, yang justru berdampak negatif. Kami pastikan ketersediaan obat aman,” pungkasnya. (ag)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *