Krisis Air Bersih, 7.000 Pelanggan Terdampak Akibat Distribusi Terhenti

MALINAU, cokoliat.com –
Sejak 3 hari lalu, sejumlah wilayah di dua Kecamatan, Kabupaten Malinau dilanda krisis air bersih dan hingga kini masyarakat terdampak masih mengandalkan bantuan pasokan air bersih dari PDAM Apa’Mening Malinau yang masih beroperasi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Saat dikonfirmasi, pihak Perumda Apa’ Mening Malinau menyebut ada sekitar 7.000 pelanggan yang terdampak akibat terhentinya distribusi air bersih selama 3 hari terakhir.

Manager Pelayanan Pelanggan Perumda Apa Mening, Sofiansyah menjelaskan, bahwa kondisi air baku saat ini tidak memungkinkan untuk diolah, sehingga Instalasi Pengolahan Air (IPA) Kuala Lapang dan Malinau tidak bisa beroperasi secara maksimal.

Wilayah pelayanan kedua IPA ini meliputi sejumlah desa di Kecamatan Malinau Barat dan Kecamatan Malinau Kota yang mencapai 7.000 pelanggan.

“Ini meliputi pelanggan kami di Kuala Lapang, Tanjung Lapang, Batu Lidung, semua di wilayah kota di 2 IPA ini kurang-lebih 6 sampai 7 ribu pelanggan, kesemuanya ini tentu sampai hari ini kesulitan air bersih” ucapnya saat ditemui awak media di ruang kerjanya, Kamis (18/8/2022).

Sementara ini, solusi yang dilakukan pihak Perumda Apa’Mening yakni memberikan fasilitas air gratis bagi warga terdampak di IPA Tanjung Lima, Kecamatan Malinau Utara yang dapat diambil sendiri oleh para pelanggan dengan maksimal pengambilan 1000 Liter/KK.

“Silahkan mengambil air di IPA Tanjung Lima yang masih beroperasi. Namun ini hanya bisa diambil masing-masing warga,” tambahnya.

Hal ini pun menjadi keluhan bagi warga yang terdampak. Mulai dari lokasi rumah yang jauh dari tempat pengambilan air, keterbatasan kendaraan yang bisa digunakan untuk mengambil air, hingga tidak tersedianya penampungan air yang cukup besar di rumah masing-masing.

Dalam hal ini pihak Perumda Apa’ Mening Malinau juga belum dapat memastikan kapan IPA Kuala Lapang dan Malinau dapat beroperasi normal dan krisis air ini dapat teratasi.

Karena pendistribusian air bersih sangat bergantung pada kondisi air baku.

“Kami berpatokan pada sistem pengolahan kami, artinya kalau sistem pengolahan kami mampu untuk mengolah air itu, maka kami akan mengolah, kebetulan 2 hari kemarin eror alat kami, artinya kalau sampai eror itu pasti di luar ambang batas (airnya), jadi setiap jamnya selalu kami amati, dan kami terus mencoba untuk melakukan pengolahan, artinya sampai air itu bisa diolah” pungkasnya.(ag)