Lomba Menulis Surat Pada Gubernur dan Wakil Gubernur: Inilah Nominasi  dan Juara

Hingga batas akhir pengiriman panitia menerima 295  surat karya siswa SMP dan SMA/sederajat. Banyaknya peserta yang ikut membuat panitia harus mengundur pengumuman juara hingga 10 Mei. Alasan paling prinsip agar proses penilaian lebih matang.

Proses penjurian dilakukan oleh tim dengan menyeleksi seluruh karya satu persatu. Selama proses seleksi tim juri harus berdebat dan berdiskusi sampai kemudian sepakat pada pilihan, juara.

Istilah ‘surat’ dalam lomba ini digunakan sebagai ‘jembatan’ bagi para siswa untuk menuangkan pemikiran mereka atas tema yang ditetapkan panitia yaitu Kaltara Maju, Kaltara Rumah Kita. Pemikiran mencakup ide, gagasan, opini, kritik dan saran. Para peserta mampu menerjemahkan itu dalam surat (tulisan) yang mereka buat.

Pada kategori SMP/Sederajat, surat Ananda Stephanie Kristin siswi Kelas IX SMPN I Malinau Barat, Ananda Renatalia T. STP siswa SMPN 3 Malinau Barat dan Okta Maidah Putri Ramadhani siswi SMPIT Ulul Albab Tarakan terpilih sebagai nominasi juara. Hasil penilaian tim juri secara khusus pada ketiga karya tersebut menetapkan surat karya Stephanie Kristin terpilih sebagai juara 1,  Ananda Renatalia sebagai juara 2 dan Okta Maidah Putri sebagai juara 3.

Sementara itu pada kategori SMA/sederajat, surat Ananda Erah Paserah siswi Kelas XI SMKN Tulin Onsui, Muhammad Yahtady Ukhrawi siswa SMAN 7 Yogyakarta dan Parka Heryadi siswa SMAN 8 Malinau terpilih sebagai nominasi juara. Pada kategori ini pun tim juri harus kembali melakukan seleksi. Hasilnya, tim kemudian menetapkan karya Ananda Erah Paserah sebagai juara 1, Muhammad Yahtady Ukhrawi sebagai juara 2 dan Parka Haryadi sebagai juara 3.

Karya para juara dan sekian banyak peserta adalah essai atau artikel yang ditulis dalam format surat. Mereka menuangkan pemikiran atas dasar riset dan proses dialogis peserta dengan lingkungan. Maka terbitlah karya yang ilmiah, objektifit dan argumentatif. Sebuah kerja literasi yang sangat membanggakan telah dilakukan ratusan siswa.

Stephani Kristin dalam tulisannya melakukan kajian perbandingan antara lingkungan sekitar dengan lingkungan luar, isu dan kondisi sekitar dengan isu nasional bahkan internasional. Dari hasil kajian perbandingan itulah ia kemudian menarik suatu keseimpulan dan kesimpulan itu yang ia tawarkan sebagai solusi kamajuan untuk Kaltara. Untuk dapat menghasilkan karya demikian, Stephani berdiskusi dengan orang-orang sekitar, berselancar di dunia internet guna mendapatkan informasi yang diperlukan.

Karya Erah Paserah siswa SMKN 1 Tulin Onsui sangat memikat. Terutama pada masalah gender yang menjadi salah satu isu tulisannya. Yaitu soal budaya Tunang bagi masyarakat adat Agabag Tulin Onsui dan sekitarnya. Budaya tunang adalah proses perjodohan oleh orang tua kepada anak-anaknya yang dilakukan sejak masih dalam kandungan. Budaya ini masih  dipertahankan sampai sekarang oleh suku Dayak Agabag terutama daerah-daerah pelosok.

Di mata gadis ini, adat Tunang memunculkan masalah serius terutama bagi kaum perempuan. Hasil pengamatannya menunjukan bahwa penerapan budaya tersebut secara tak bijak telah berdampak kurang baik pada nasib perempuan-perempuan belia kaumnya.

Lewat suratnya, putri suku Agabag ini  melakukan “protes” secara   kritis namun rendah hati. Ia seorang Kartini muda yang berjuang bagi perempuan kaumnya untuk tetap menjadi ahli waris budaya/adat-istiadat tanpa harus menjadi “korban” budaya/adat-istiadat leluhur.

Kita tahu bahwa gender masih menjadi isu gerakan perjuangan kaum perempuan hingga kini.  Gerakan tersebut terkonsep dalam sebuah istilah yang kita kenal dengan feminisme. Yaitu sebuah gerakan  dan ideologi yang memperjuangkan kesetaraan bagi kaum perempuan dalam ranah politik, ekonomi, budaya, ruang pribadi dan ruang publik.

Berbagai isu menarik lainnya  diusung dan dikupas para juara dan nominasi juara. Isu  pendidikan, literasi, kesehatan, narkoba, sejarah budaya dan isu-isu lainnya.

Selain 3 juara pada 2 kategori, tim pun menetapkan 5 nominasi terbaik. Pada kategori SMP yaitu Karina Azzahra Ramadania (SMPN 1 Tanjung Selor), Arsyah Malika Hamzah (SMPN 13 Tarakan), Aulia Citra Cantika (SMP Muhammadiyah Boarding School Tarakan), Santhia Saputri Jafrai (SMPN 1 Krayan-Nunukan), Amelia Febriyani Dwi Nur A (MTSN Bulungan).

Adapun pada kategori SMA/Sederajat tim juri menetapkan 5 nominasi terbaik. Yaitu Ananda Indah Purnama Sari (SMKN 1 Tarakan), Putri Nabila (SMAN 1 Sebatik Tengah-Nunukan), Natalia Angelina Sintya Sewu (SMAN 3 Tarakan), Nazefina (SMAN 1 Sekatak-Bulungan) dan Samara Pramudhya (SMAN 2 Tana Tidung). Panitia dan tim juri juga menetapkan surat karya  Hamsyah (SLBN Autis Tanjung Selor sebagai karya inspiratif.

Ketua Panitia Machmud Bali mengucapkan terima kasih pada seluruh siswa Kaltara yang telah ikut dalam event ini. Pada Pemerintah Provinsi Kaltara, Dinas Pendidikan kabupaten-kota, para kepala sekolah dan guru. Secara khusus pada PT Baradina Mika Muda Sukses dan Mitra Bara Adiperdana yang telah mendukung penuh dan menjadikan lomba ini sebagai program pengembangan literasi,  corporate social responsibility (CSR) perusahaan tersebut. Juga dukungan yang diberikan dari PT Kayan Putra Utama Coal.

“Kami panitia akan menghubungi langsung seluruh pemenang untuk menyesuaikan pemberian hadiah dan piagam penghargaan,” ungkap Machmud Bali.