MALINAU, cokoliat.com –
Wilayah yang paling terdampak akibat jebolnya tanggul limbah atau Tuyak Hutan milik perusahaan pertambangan PT. KPUC berada di Desa Langap, Kecamatan Malinau Selatan. Sejumlah rumah warga pun terendam banjir dan lumpur bahkan membuat Hewan Ternak mati.
Di sisi lain, pada wilayah perkotaan dampak jebolnya tanggul limbah pun juga dirasakan oleh masyarakat akibat keruhnya air Sungai Malinau dan tidak dapat diolah oleh Instalasi Pengolahan Air (IPA) milik Perumda Apa’Mening Malinau.
Pemandangan langka pun terjadi, yakni mengularnya antrean panjang warga yang bergantian mengisi air bersih di IPA Tanjung Lima.
Sejak pagi, warga rela mengantre membawa galon, jerigen bahkan profil tank untuk kebutuhan MCK di rumah.
“Ini sudah dua hari warung saya tutup pak. Karena tidak ada air buat bersih-bersih. Bahkan kebutuhan sehari-hari pun seperti nyuci, mandi, buat minum, susah,” keluh Ibu Rosita (43) warga Desa Malinau Kota.
Menindaklanjuti keluhan dan desakan warga, Pihak Kecamatan, Desa dan sejumlah tokoh adat yang mewakili masyarakat di dua Kecamatan, yakni Malinau Kota dan Malinau Barat, Kabupaten Malinau menggeruduk Kantor Cabang PT. KPUC di Desa Batu Lidung, Kecamatan Malinau Kota, pada Kamis (18/8/2022) pagi.
Pemerintah Kecamatan dan Desa bersama puluhan warga ini datang untuk mempertanyakan tanggungjawab dari pihak perusahaan akibat jebolnya Tanggul Limbah atau Tuyak di wilayah Kecamatan Malinau Selatan beberapa waktu lalu. Sehingga membuat Air Sungai Malinau dan Sungai Sesayap menjadi keruh dan diduga telah tercemar.
Dalam hal ini, Pemerintah Kecamatan Malinau Kota dan Malinau Barat bersama beberapa Kepala Desa dan Ketua RT hadir di Kantor Cabang PT. KPUC untuk menuntut realisasi supply air bersih ke masyarakat yang terdampak.
Setelah melakukan perundingan dengan pihak perusahaan, Irwansyah dan Bambang perwakilan PT. KPUC mengatakan pihaknya akan bertanggungjawab terhadap dampak tersebut.
“Kami dari kemarin telah menyiapkan Armada untuk mengangkut pasokan air. Tangki kecil itu ada 3 dan tangki besar yang berkapasitas 20 Ton itu kami siapkan 1. Namun, karena ini merupakan Air Bersih dan yang hanya beroperasi saat ini IPA Tanjung Lima, kami pun juga kesulitan untuk mengantre disana,” ucap Irwansyah perwakilan PT. KPUC saat diwawancarai awak media, Kamis (18/8/2022).
Hari ini, kata Irwan, pihaknya pun kembali menambah Armada untuk mengisi pasokan air bersih ke masyarakat. “Hari ini kami tambah Armada yang kapasitasnya 20 Ton itu dua. Termasuk Mobil Tangki dari Dinas PUPR Malinau pun juga kami gunakan. Lalu, untuk masyarakat yang cukup dekat dengan wilayah operasional kami, seperti di Batu Lidung akan kami gunakan unit kami sendiri,” jelasnya.
Ia menambahkan, pihaknya mengaku tidak dapat memenuhi semua kebutuhan air bersih masyarakat secara cepat terlebih jumlahnya cukup banyak.
“Terkait skema penyaluran air bersih untuk sementara ini, kami akan terus berkoordinasi dengan PDAM Apa’ Mening Malinau, Pemerintah Kecamatan, maupun Desa yang terdampak agar mitigasi terhadap pemenuhan Air Bersih masyarakat saat ini harus terpenuhi dulu,” imbuhnya.
Dalam hal itu, masyarakat yang terdampak khususnya di Kecamatan Malinau Kota dan Malinau Barat terhadap pengerahan Armada melalui pihak perusahaan PT. KPUC untuk pasokan air bersih sudah di koordinir oleh pihak Kecamatan dan Desa agar distribusi air bersih segera sampai ke warga.(ag)