7 Tahun Provinsi Kaltara dengan Capaian yang Telah Diraih (23)

Gubernur Kaltara, Dr H Irianto Lambrie dalam setiap kesempatan selalu memastikan bahwa investasi adalah kunci pengembangan dan pembangunan di setiap daerah. Apalagi daerah baru seperti Kaltara. Lantas, bagaimana realisasi investasi itu selama ini?

Khalik P Barana, Humas Provinsi Kaltara

BERDASARKAN data dari National Single Window for Investment (NSWI) Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) RI, pada periode 2014 hingga 2018 (memasuki awal 2019), perkembangan investasi Kaltara menunjukkan angka yang positif.

Tercatat, untuk Penanaman Modal Asing (PMA) mencapai USD 703.704.000 (Rp 9,85 triliun, untuk nilai kurs sekitar Rp 14.000 per USD), sedangkan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp 6.814.911.100.000 atau sekitar Rp 6,8 triliun. Sehingga ditotal nilai investasi yang terealisasi di Kaltara sejak 2014-2018 sebesar Rp 16,65 triliun. “Dari PMA, sektor investasi yang paling dominan berasal dari bidang tanaman pangan, perkebunan dan peternakan. Sedangkan di PMDN, investasi paling dominan berasal dari sektor perdagangan dan reparasi,” kata Gubernur.

Sementara pada periode Januari hingga Desember 2019, realisasinya mencapai kurang Rp 7,637 triliun. Nilai ini melampaui target hingga 127 persen dari rencana investasi pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2019 sebesar Rp 6 triliun. “Sejalan dengan realisasi investasi, capaian rencana investasi 2019 juga telah melebihi target. Dari target rencana investasi RPJMD sebesar Rp 9,81 triliun, realisasi rencana investasinya mencapai Rp 43,668 triliun,” jelas Irianto sesuai laporan dari yang Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Kaltara.

Lebih rinci, pada 2019 total ada sebanyak 379 proyek.Terdiri dari PMA sebanyak 139 proyek, dan PMDN sebanyak 240 proyek. Dengan penyerapan tenaga kerja sebesar 4.717 orang. Yakni, sebanyak 211 tenaga kerja asing (TKA), dan 4.506 dari tenaga kerja Indonesia atau tenaga kerja lokal. “Realisasi investasi berdasarkan sektor usaha, nilai investasi tertinggi berada di sektor primer. Yakni tanamanan pangan, perkebunan, perternakan dan pertambangan,” tutur Gubernur.

Pada tahun ini, untuk target investasi sesuai dengan RPJMD tahun 2020 mengalami kenaikan, yaitu sebesar Rp 7,12 triliun. Hanya saja, target tersebut masih perlu dilakukan pertemuan kembali, mengingat kondisi global menyusul adanya Pandemi Covid-19 saat ini.(bersambung)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *